Argasa Bumantara, pria tinggi kelahiran tahun sembilan delapan itu terduduk menunduk sambil merenung, akhir - akhir ini entah mengapa kekasihnya mulai berubah, selalu saja ada pertengkaran diantara mereka. Alasannya sama, perihal keyakinan yang berbeda.
Banyak sudah halang rintang yang mereka lalui, namun satu yang tak dapat mereka hindari. Dinding besar yang semesta ciptakan selalu bisa memberi celah, agar mereka yang terjebak dalam masalah, bisa keluar melalui celah itu.
Terkadang kita berfikir bahwa cinta akan menyatukan kita dari perbedaan. Cinta memang membuat kita tersenyum, tetapi cinta jugalah yang dapat melukai hati kita.
Tepat 5 tahun silam, Arga mengenal sosok perempuan yang bernama Maura Anandya. Wanita protestan yang sangat cantik dan jelia, diawal Argsa mengenalnya ia sudah merasa tertarik dengannya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa genap 6 bulan Arga sudah mengenal Maura, dan tepat pada bulan juli Arga menjadikan Maura sebagai kekasihnya, walau mereka berbeda agama, Arga yang Islam dan Maura yang Protestan. Tetapi mereka tak mempermasalahkan perbedaan kenyakinan tersebut. Mereka berfikir bahwa suatu perbedaan akan disatukan dalam satu ikatan cinta.
Tak terasa sudah 4 tahun berlalu. Ada banyak waktu yang telah kita lewati bersama, kebersamaan yang awal kita pikir tidak akan terpisahkan oleh maut sekalipun.
Namun apa Boleh dikata manusia boleh merencanakan tetapi sang pencipta kehidupan lah yang menentukan. Tepat pada tanggal 4 Maret, mungkin malam itu adalah malam yang menjadi saksi bisu hubungan mereka berdua, karena..
Malam itu kekasihnya berkata "Arga, aku rasa cinta itu tidak dapat menyatukan semua perbedaan yang ada diantara kita" "Lalu, hal apa yang ingin kamu satukan dari perbedaan itu? " Arga menjawab sambil kebingungan "Hal yang ingin aku satukan adalah tentang kenyakinan diantara kita, ada baiknya kita menjadi satu keyakinan, dan satu kepercayaan. Agar kita dapat terikat dalam ikatan suci"
"Jangan pernah gadaikan Tuhan demi cinta."
Banyak sudah halang rintang yang mereka lalui...